siang. Pengundian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa pengambilan nomor oleh cawapres untuk mendapatkan urutan mengambil nomor undian. Tahap kedua untuk mengambil nomor urut capres-cawapres berdasarkan antrean.
Kalla dan Hatta mendapatkan kesempatan mengambil nomor antrean pengambilan undian. Kalla mendapat nomor 8 dan Hatta mendapat nomor 4 sehingga pasangan Jokowi berhak mengambil nomor urut lebih dulu dibanding Prabowo. Berikutnya, Jokowi dan Prabowo mengambil nomor urut dan Jokowi mendapat nomor urut 2, sedangkan Prabowo nomor urut 1.
Bagi masrayakat atau rakayat pemilih calon pemimpin negara ini. soal no undian tidak menjadi masalah. kerna no tdk menentukan se orang pemimpin itu akan bisa teruji Integritas nya. dalam memimpin bangsa ini ke depan nya 5 tahun . Integritas berasal dari bahasa Latin integer; incorruptibility , firm adherence to a code of especially moral a acristic values, yaitu , sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
Integritas bukan hanya sekedar bicara, pemanis retorika, tetapi juga sebuah tindakan. Bila kita menelusuri karakter yang dibutuhkan parah pemimpin saat ini dan selamanya mulai dari integritas, kredibilitas dan segudang karakter muliah yang lainnya-pastilah akan bermuara pada pribadi agung manusia pilihan yang tepat Yang di utus untuk menyempurnakan karakter manusia ,
Integritas berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh percaya diri, anggun, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya hanya untuk kesenangan sesaat. Siswa yang memiliki integritas lebih berhasil ketika menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin formal maupun pemimpin nonformal.
Integritas adalah satu kata dengan perbuatan, dia berkata jujur dan tentu saja tidak akan bohong. Dalam hal ini Stephen R.Covey membedakan antara kejujuran dan integritass “honesty is telling the truth, in other word, conforming our words reality-integrity is conforming to our words, in other words, keeping promises and ful-filling expectations.” Kejujuran berarti menyampaikan kebenaran, ucapannya sesuai dengan kenyataan. Sedang integritas membuktikan tindakannya sesuai dengan ucapannya. Orang yang memiliki integritas dan kejujuran adalah orang yang merdeka. Mereka menunjukan keauntetikan dirinya sebagai orang yang tanggung jawab dan berdedikasi.
Integritas dan kepemimpinan sangat erat satu sama lain. Stephen Covey (2006) menyebutkan integrity is doing what we say will do. Seorang pemimpin harus dapat bertindak secara konsisten antara kata dan perbuatan.
Integritas
yaitu apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita ucapkan. Karena
orang-orang yang kita pimpin akan melihat sampai sejauhmana kita
melaksanakan apa yang kita ucapkan, sehingga mereka akan mengikuti apa
yang kita perintahkan.
Untuk
mewujudkannya memerlukan kerja keras, dengan memiliki integritas dalam
kepemimpinan, seorang pemimpin harus menggabungkan seluruh aspek yang
ada dalam dirinya dan menjadi satu kesatuan yang saling mendukung satu
sama lainnya.
Aspek-aspek tersebut adalah kognitif, afektif, dan psikomotornya. Hal itu yang akan men-cerminkan secara holistik dirinya sebagai seorang pemimpin.
Aspek-aspek tersebut adalah kognitif, afektif, dan psikomotornya. Hal itu yang akan men-cerminkan secara holistik dirinya sebagai seorang pemimpin.
Kepemimpinan
yang dibangun atas kekuatan berpikir dengan kebiasaan yang produktif
yang dilandasai oleh kekuatan moral berarti ia memiliki “Integritas”
untuk bersikap dan berperilaku sehingga ia mampu memberikan keteladanan
untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan perubahan yang terkait
dengan proses berpikir.
Dengan
pemikiran diatas, maka “Integritas” menjadi kunci kepemimpinan
“bagaimana ia membuat keputusan yang benar pada waktu yang benar” dalam
bersikap dan berperilaku karena disitulah terletak pondasi dalam
membangun kepercayaan dan hubungan antara individu dalam organisasi.
Dimana kita memperhatikan legalitas dan prosedur yang harus ditempuh,
namun yang lebih penting “Integritas” seseorang dapat menuntun mana yang
jujur dan yang tidak jujur yang tidak mudah di kacaukan hal-hal yang
bersifat formal tapi dapat menyesatkan.
Jadi
kepemimpinan yang memiliki “integritas”, maka ia menyadari benar bahwa
rimba hukum memang tidak pernah jelas, itu tidak berarti ia akan
mempergunakan dengan dalih kekuasaan untuk ikut bermain dalam arena
tersebut, karena ia akan menolak untuk ikut serta dalam persaingan yang
tidak sehat, walaupun hal itu merupakan tugas yang akan dilaksanakannya.
Oleh karena ia dalam bersikap dan berperilaku tidak akan melepaskan
diri dari membuat suatu keputusan yang adil dan objektif. Jadi dengan
intergritas itu berarti ia memiliki manajemen intuitif untuk
mengintergrasikan otak kanan dan kiri dengan hati sebagai keterampilan
manajemen abad baru.
Hutson
(2005) dalam tulisannya Trustworthiness menyebutkan bahwa orang-orang
yang memiliki integritas memiliki kemampuan di antaranya:
Pertama,
mempertahankan keyakinannya secara terbuka dan berani. Perlunya seorang
pemimpin memiliki keyakinan ketika memberikan tugas kepada bawahannya.
Hal ini dimaksudkan agar dia tahu tugas seperti apa yang akan dijalankan
serta orang seperti apa yang menjalankan perintahnya.
Agar
dapat dijalankan dengan baik maka dia harus mampu memberikan pemahaman
tentang job description. Pemimpin harus jelas dalam mendeskripsikan
kepada staf atau bawahan tentang apa yang hendak dijalankan. Dan juga
secara terbuka dan berani menunjukkan kelebihan dan kelemahan dari tugas
tersebut.
Bila
hal tersebut dilakukan maka dapat dipastikan keduanya (pemimpin dan
bawahan) akan siap untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan
terjadi.
Kedua,
mendengarkan kata hati dan menjalani prinsip-prinsip hidup. Kata hati
tak pernah berbohong, itulah ungkapan yang sering kali kita dengar. Bila
dicermati hal tersebut memang benar, karena behavior yang terlihat
terkadang tidak sesuai dengan kata hati dan prinsip hidup.
Misalnya
saja, ketika seorang pemimpin melakukan tindakan yang melanggar norma,
pasti dalam hatinya dia tahu bahwa apa yang dilakukannya itu tidak baik
dan bertentangan dengan prinsip hidupnya. Sebenarnya dia, sebagai
pemimpin, juga mengetahui dampak yang dapat terjadi pada dirinya dan
lingkungannya.
Namun,
banyak faktor yang memengaruhi sehingga kata hati itu tidak lagi mampu
ia dengarkan. Agar dapat menjalankan peran sebagai pemimpin yang
memiliki integritas tinggi maka perlu untuk mendengarkan kata hati dan
menjalankan prinsip hidup yang baik.
Ketiga,
bertindak secara terhormat dan benar. Pemimpin yang memiliki integritas
yang tinggi tentunya memiliki kemampuan untuk bertindak terhormat dan
benar. Namun, posisi atau kedudukan yang terhormat tidak selalu diikuti
dengan perilaku yang benar.
Sehingga
pemimpin sering kali terjebak oleh posisinya dan memanfaatkannya untuk
hal-hal yang tidak terhormat. Hal ini menunjukkan inconsistency dalam
kepemimpinannya.
Bila
hal tersebut terus terjadi dalam menjalankan kepemimpinannya, dia tidak
akan dapat bertahan lama dalam posisi dan kedudukannya tersebut.
Konsistensi antara peran dan kedudukan dalam menjalankan tugas sebagai
pemimpin menjadi sangat penting.
Keempat,
terus membangun dan menjaga reputasi baik. Setiap orang berharap untuk
selalu memiliki reputasi yang baik dipandang oleh lingkungannnya. Untuk
meraih, membangun, dan menjaga reputasi yang dapat dibanggakan tidaklah
mudah, semua itu harus dilalui dengan kerja keras dan pencitraan positif
yang terus-menerus. jadi semoga kita masryakat tdk salah memilih pemimpin bangsa ini ke depan nya selama 5 tahun. kerna salah kita memilih. maka akan salah pengeloa'an bangsa ini 5 tahun ke depan nya. jadi siapa pun presiden nya.. harus yg bisa memimpin bangsa ini dgn INTEGRITAS yg baik untuk 5 tahun kepemimpinannya. beserta jajaran kabinetnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar